Thursday, February 12, 2015

Internal Control Dalam Perbankan


Internal control terdiri dari dua unsur, yaitu Accounting Control dan Administrative Control. Accounting Control  adalah rencana organisasi dan prosedur terutama menyangkut langsung dengan pengamanan harta milik dan administrasi keuanmpanan harta kekayaan yang ada. Secara tegas, accounting control meliputi sistem pemberian wewenang (authorization) dan sistem persetujuan (approval) perusahaan antara tugas-tugas penyimpanan harta kekayaan dan tugas-tugas pencatatan, pengawasan fisik atas kekayaraan yang bersangkutan. Sedangkan administrative control yaitu meliputi rencana organisasi dan semua cara dan prosedur yang terutama menyangkut efisiensi usaha dan ketaatan terhadap kebijaksanaan pimpinan perusahaan dan pada umumnya tidak berhubungan langsung dengan catatan-catatan keuangan. 

Ada beberapa cara pengaplikasian internal control dalam perbankan, seperti :
A. Division of Duties
Division of Duties dalam kegiatan perbankan ini dapat berupa pemisahan fungsi-fungsi administif, operasionil dan fungsi penyimpanan. Disamping itu pembagian wewenang ini juga dapat dibedakan dari tingkatan jabatan yang ada, contoh pemisahan antara teller, casir, cs dll.

B. Dual Control
Dual control dapat diartikan sebagai kegiatan pengecekan kembali atas suatu pekerjaan yang telah dilakukan oleh petugas sebelumnya.

C. Joint Custody/Dual Custody
Pengaplikasian dual custody adalah seperti 2 pemegang kunci pada safe deposit box atau pada strong room juga menggunakan 2 kunci yang dipegang oleh orang yang berbeda dan untuk membukanya harus menggunakan 2 kunci tersebut.

D. Mandatory Vacation
Mandatory vacation adalah mandat atau perintah untuk libur pada karyawan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apabila ada kesalahan pada salah satu karyawan. Dan karyawan yang libur dilarang keras untuk mengunjungi kantor yang bersangkutan.

E. Number Control
Number control  adalah penomoran unik untuk setiap transaksi maupun setiap karyawan. Hal ini dilakukan agar mempermudah dalam pengecekkan setiap kegiatan. Untuk data maupun dokumen biasanya menggunakan nomor urut, agar dapat diketahui apabila adanya kecurangan pada note maupun transaksi. Misalnya ada nota yang satu penomorannya terlompati, hal itu perlu dicermati ulang.

F. Outside Activities of Bank Personel
outside activities of bank personel yaitu kegiatan personel diluar pekerjaannya. Pemantauan tersebut perlu dilakukan karena untuk menghindari self dealing. Sebagai contoh, seorang personel mempunyai aktivitas membantu disalah satu perusahaan. Dan saat perusahaan tersebut akan mengajukan pinjaman terhadap bank, maka personel tersebut akan sulit dalam objectivitas karena calon debiturnya adalah kegiatan sampingan personel tersebut.

G. Rotation of Duty Assignment
Yaitu rolling personel dalam satu perusahaan. Misalnya tahun 2009 personel A bekerja di cabang Yogyakarta, dan pada tahun 2010, personel A dipindahkan pada cabang Semarang. Hal ini dilakukan dengan tujuan penguasaan suatu posisi, yang dikhawatirkan akan menjadi peluang seseorang berbuat curang. 

Wednesday, January 28, 2015

Rasio - Rasio Keuangan


Assalamu'alaikum para pembaca semua
Ane mau share sedikit tentang rasio keuangan, cekibrot..

Dengan membanding-bandingkan data absolut, dapat diperoleh gambaran yang jernih tentang kondisi keuangan suatu bisnis. Dengan me;akukan analisis rasio, dapat diketahui kekuatan ataupun kelemahan dari suatu perusahaan. Secara umum rasio keuangan dapat dibagi menjadi 5 macam :
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya ( termasuk kewajiban jangka panjang yang segera menjadi kewajiban jangka pendek ).
Rasio leverage menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang.
Rasio aktivitas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan dan efektivitas manajemen dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya.
Rentabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan mencetak laba.
Yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi pewajiban-kewajiban kreditnya dengan sumber dana yang diperoleh dari bisnis.

Rasio Rentabilitas

Rasio rentabilitas adalah rasio untuk mengetahui berapa kuat suatu perusahaan mencetak laba. Umumnya dalam menganalisis laporan L/R, biasanya diawali dengan melihat Gross Profit Margin. Dalam kondisi normal, seharusnya gross profit margin  bernilai positif karena perusahaan menjual barang diatas HPP dan apabila gross profit margin bernilai negatif dapat dikatakan perusahaan itu rugi. 

Walaupun gross profit margin  seharusnya positif, tetapi dalam prakteknya ada perusahaan yang gross profit margin bernilai negatif. Hal itu terjadi karena ada faktor seperti : 
- Perusahaan tersebut masih baru sehingga diman produksi belum mencapai kapasitas normal

- Suatu perusahaan menerapka harga miring untuk penetrasi pasar

- Dalam bisnis tersebut masih terjadi perang harga yang sangat ramai

- Dan kemungkinan paling pahit adalah memang perusahaan tersebut tidak dapat menjual produknya diatas HPP.


Dan untuk mengukur laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan menggunakan rasio Net Profit Margin.
 
Rasio untuk mengukur tingkat keuntungan lainnya adalah Return On Invesment (ROI) atau biasa dikenal dengan Return On Asset (ROA). Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian dali bisnis atas seluruh investasi yang telah dilakukan. 
 
Rasio berikutnya adalah Return On Equity yang ditujukan untuk mengukut berapa besar pengembalian yang diperoleh pemilik bisnis atas modal yang disetorkan dalam binis tersebut.
 
 

Rasio Aktivitas

Rasio ini menunjukkan aktivitas manajemen dalam mengelola bisnis atau sumber-sumber yang ada. Ada beberapa cara perhitungan dalam rasio aktivitas, yang pertama diawali dengan Asset Turnover. Asset turnover menunujukkan kemampuan manajemen mengelola seluruh investas guna menghasilkan penjualan.

Secara umum dapat dikatan semakin besar rasio ini akan semakin bagus, dikarenakan hal itu pertanda bahwa manajemen dapat memanfaatkan setiap aktiva untuk menghasilkan penjualan. Akan tetapi perlu diketahui, untuk memperoleh gambaran yang lebih terperinci mengenai perputaran aktiva, orang sering menghitung Fix Asset Turnover secara khusus yang bertujuan untuk mengetahui optimalisasi penggunaan fix asset.
 
Adapun rasio lain adalah Account Receivable Turnover yang menunjukkan berapa kali piutang dagang suatu perusahaan berputar dalam satu tahun.


Ekspresi perputaran piutang dalam bentuk jumlah hari dikenal dengan istilah Account Receivable Collection Period atau kadangkala disingkat Collection Period. Collection Periode akan menunjukkan jangka waktu rata-rata piutang akan tertagih.

Rasio lain adalah Inventory Turnover dimana menunjukkan perputara persediaan dalam satu tahun. Perputara persediaan merupakan indikator keberhasilan manajemen dalam mengelola persediaan barang.

Dan yang terakhir adalah rasio Account Payable Turnover, yang menunjukkan jumlah perputaran utang dagang dalam satu tahun.

Dan untuk mengetahui periode rata-rata pembayaran utang dagang dapar digunakan rumus sebagai berikut : 

 Dalam menganalisis rasio ini perlu diperhatikan hal-hal berikut (Sutirta Budiman, 1993, Financial Ratio) :
- Bila terjadi penurunan yang signifikan pada rasio ini, ada kemungkinan bahwa perusahaan mengambil keuntungan potongan tunai dan mengambil pinjaman bank, akan tetapi juga ada kemungkinan pemasok telah ridak mempercayai perusahaan sehingga perusahaan sedang dalam kesulita likuiditas dan menunggak pembayaran kepada pemasok.

-Bila terjadi penurunan signifikan, ada kemungkinan para pemasok memperpanjang credit term pada perusahaan.

Monday, January 26, 2015

Rasio Coverage

Rasio coverage digunakan untuk mengukur tingkat keamanan suatu perusahaan dalam hal kemampuan membayar bunga pinjaman. Hal ini perlu dilakukan karena akan menunjukkan apakah suatu perusahaan akan tetap going concern atau tidak. Dalam masalah ini biasanya digunakan EBIT (Earning Before Interest and Tax) coverage ratio.

Rasio lain yang juga perlu diperhatikan adalah Devidend Pay-out Ratio, yaitu berapa besar bagian laba yang dibagi dalam bentuk deviden tunai. 

 
Semakin besar rasio ini, semakin kecil laba masuk ke Retained Earning, dan rasio ini menunjukkan komiten pemegang saham akan bisnisnya.

Rasio Leverage

Rasio yang paling banyak digunakan untuk menghitung Leverage perusahaan adalah DER (Debt to Equity Ratio) yaitu perbandingan antara total payable dengan equity. Rasio ini menunjukkan sejauhmana equity menjamin total payable

Selain dengan DER, untuk memperoleh analisis yang lebih tajam harus memperhatikan beberapa hal seperti :
1. Karakteristik dari industri yang bersangkutan, misalnya perbankan. Perbankan memiliki leverage yang sangat tinggi karena dalam bisnis bank sebagian besar dibiayai oleh dana pihak ketiga.

2. Sifat dari hutang perusahaan, misalnya hutang yang bersifat memaksa seperti pajak. Pajak memiliki kekuatan "memaksa" lebih kuat dibandingkan dengan utang dagang.

3. Komposisi Long Term Debt dengan Short Term Debt. Apabila sebagian besar hutang adalah short term debt, maka bisnis tersebut memiliki resiko yang cukup besar. Rasio untuk menghitung short term debt yaitu : 

Apabila long term leverage lebih kecil daripada shorrt term leverage, maka sebagian besar hutang adalah jangka pendek.

Rasio Likuiditas

Rasio yang paling banya dipakai untuk mengukur likuiditas adalah current ratio. Current ratio menunjukkan sejauh mana current liabilities dijamin pembayarannya oleh current asset.
Sering dikatakan, apabila current ratio lebih besar daripada 1 perusahaan dapat dikatakan likuid. Akan tetapi hal tersebut belum tentu, tergantung dari kualitas current asset dan current liabilities yang bersangkutan. Likuiditas aktiva tergantung dari beberapa hal, diantaranya :

1. Komposisi dari pos Cash dan pos Marketable Securities dibandingkan dengan total current asset. Semakin besar komposisi ini, pos ini semakin likuid. Maka, disamping menggunakan current ratio, sering digunakan cash ratio untuk mengukur jaminan yang diberikan oleh pos cash dan marketable securities terhadap current liabilities.

 2. Kualitas dari accout receivable terhadap total current asset. Kualitas dan umur account receivable cukup penting karena dalam asset conversation cycle, account receivable adalah yang paling dekat dengan cash.
Berikut adalah asset conversation cycle :

 3. Kualitas dan komposisi dari inventory , karena pos inventory juga berpengaruh pada likuiditas. Apabila dilihat pada conversation cycle diatas, bahwa pos inventory adalah pos yang terjauh dari cash. Likuiditas baik apabila fast moving item pada inventory, dibandingkan slow moving item. Sehubungan dengan hal itu, selain rasio diatas masih ada satu rasio untuk likuiditas, yaitu quick ratio (acid test ratio).


Wednesday, January 21, 2015

Risiko Dalam Bisnis Bank


Halo temen-temen vocanomics, kali ini ane bakal nulis tentang Risiko Dalam Bisnis Bank. Langsung aja...

Menurut Bank Indonesia,risiko adalah potensi kerugian akubat terjadinya suatu events tertentu. Risiko dalam konteks perbankan merupakan suatu kejadian potensial, baik yang dapat di-anticipated  maupun yang unanticipated yang berdampak negatif terhadap pendapatan dan pemodalan bank.

Mengacu pada PBI No. 5/8/PBI/2003 dan perubahannya No. 11/25/PBI/2009 tentang penerapan manajemen risiko bagi Bank Umum, terdapat 8 risiko yang harus dikelola Bank. BI menyatakan bahwa esensi dari penerapan manajemen risiko adalah kecukupan prosedur dan metodologi pengelolaan risiko sehingga kegiatan usaha Bank tetap dapat terkendali (manageable) pada limit yang dapat diterima serta menguntungkan Bank.

Delapan jenis risiko yang disebut Bank Indonesia adalah :

1. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban pada Bank. Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai berbagai aktivitas fungsional Bank seperti perkreditan (penyedia dana), aktivitas treasury dan investasi, pembiayaan, perdagangan, yang tercatat baik dalam banking book mauoun trading book.
Contoh :
1. Bank memberikan kredit pada nasabah,
2. Bank menempatkan dana pada bank lain sebagai penempatan antar bank

2. Risiko Pasar
Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari okndisi pasar, termasuk risiko perubahan harga harga option.

3. Risiko Operasional
 Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Risiko operasional dapat menimbulkan menimbulkan kerugian keuangan secaralangsung maupun tidak langsung.

4. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat digunakan tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank.
 
5. Risiko Kepatuhan
 Risiko kepatuhan adalah risiko akibat Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku, seperti ketentuan kewajiban pemenuhan modal minimum (KPMM), kualitas aktiva produktif, pembentukan cadanan kerugian penurunan nilai (CKPN), batas minimum pemberian kredit (BMPK) dan risiko lainyang terkait dengan ketentuan tertentu.

6. Risiko Hukum
Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum atau kelemahan aspek yuridis. Penyebab risiko hukum antara lain peraturan perundang-undangan yang mendukung tidak tersedia, perikatan seperti syarat keabsahan kontrak tidak kuat, dan pengikatan agunan tidak sempurna.

7. Risiko Reputasi
Risiko reputasi dalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank.

8. Risiko Strategik
Risiko strategik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan atau pelaksanaan suatu keputusan strategik serta kegagalan dalam menyesuaikan dengan perubahan libgkungan bisnis.

Monday, January 19, 2015

Proses Akuntansi

Proses Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara yang setepat-tepatnya dan dengan petunjuk atau dinyatakan dalam uang, serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul daripadanya (buku Drs. S Munawir).

Berikut adalah proses Akuntansi :

Klik pada kotak yang diinginkan pada bagan untuk penjelasan lebih lanjut


mind mapping software

Journal

Dalam akuntansi dan pembukuan, jurnal adalah semua transaksi keuangan suatu badan usaha atau organisasi yang dicatat secara kronologis dan bertujuan untuk pendataan, termasuk di dalamnya jumlah transaksi, nama-nama transaksi baik memengaruhi atau dipengaruhi, dan waktu transaksi berjalan proses pencatatan ini disebut penjurnalan. Jurnal dikenal juga sebagai buku pemasukan utama books of original entry karena menjadi tempat terjadinya pencatatan transaksi pertama atau penyesuaian pemasukan adjusting entries.

Jurnal dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
A. Prepayments, terdiri dari prepaid expenses dan unearned revenues
B. Accruals, terdiri dari accrued revenues

Macam-macam jurnal :
1. Jurnal umum
Jurnal umum adalah buku harian yang digunakan untuk mencatat berbagai jenis bukti transaksi keuangan pada posisi debet maupun akun kredit yang dicatat berdasarkan  urutan waktu terjadinya. Dalam akuntansi jurnal umum memiliki 5 fungsi utama yaitu:
     1. fungsi analisis,
     2. fungsi pencatatan,
     3. fungsi instruktif,
     4. fungsi historis dan,
     5. fungsi informatif.
 Contoh Jurnal Umum :

2. Jurnal Khusus
Jurnal khusus adalah jurnal yang dirancang secara khusus untuk mencatat transaksi yang bersifat sama dan sering terjadi atau berulang-ulang, dengan tujuan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien. Dengan adanya jurnal khusus, perusahaan tak perlu lagi mencari-cari transaksi sejenis dalam waktu lama karena hanya tinggal melihat jurnal khusus yang berisi tentang rekapitulasi transaksi penjualan kredit (tak ada transaksi non penjualan kredit).

Jurnal khusus terdiri dari :
1. Sales Journal
Jurnal Penjualan adalah jurnal yang digunakan apabila kita melakukan penjualan barang secara kredit kepada Customer. 
Contoh : 

2. Purchases Journal
Jurnal Pembelian adalah jurnal yang digunakan apabila kita melakukan pembelian barang secara kredit kepada supplier. 
Contoh :

3. Cash Payment Journal
Jurnal Pengeluaran kas adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat setiap pengeluaran kas dalam suatu perusahaan.
Contoh :

4. Cash Receipt Journal
Jurnal Penerimaan kas adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat setiap penerimaan kas dalam suatu perusahaan. 
Contoh :

5. Reversing Entries
Jurnal pembalik adalah jurnal yang dibuat pada awal periode akuntansi untuk membalik jurnal penyesuaian tertentu yang dibuat pada periode sebelumnya. Jurnal pembalik ini dilakukan dengan tujuan agar pencatatan dalam periode berikutnya dapat dilakukan dengan mudah, serta mencegah terjadinya kekeliruan menjurnal pada saat jatuh temponya.
Contoh :

6. Closing Entries
Jurnal Penutup adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk menutup rekening-rekening nominal/sementara.

Thursday, January 15, 2015

Event of Default

Event of Default adlah pelanggaran terhadap kondisi-kondisi yang telah disepakati bersama dan pelanggaran tersebut dapat mengakibatkkan Bank membatalkan pinjaman yang diberikan. Disamping condition of precedent dan covenants, Bank masih dapat menambahkan sejumlah kejadianyang dapat berakibat berakhirnya suatu perjanjian kredit walaupun periode kredit belum berakhir.

Contoh :
A. Terdapat tuntutan hukum dari luar perusahaan
B. Terjadi default pada perusahaan lain yang masih satu group (Cross Default Clause)

Covenants

Dalam malasah kredit, Bank juga sering menetapkan sejumlah covenants. Covenants yaitu kondisi-kondisi tambahan yang telah dinegosiasikan dan disetujui tentunya oleh kedua belah pihak (debitur dan kreditur). Dari sudut Bank, covenants membantu menurunkan atau mengendalikan risiko dari transaksi dengan menspesifikasikan hal-hal tertentu yang harus dan tidak boleh dilakukan oleh debitur*.

Ada tiga jenis covenants, diantaranya
1. Affirmative Covenants
Yaitu sejumlah kondisi atau tindakan yang harus dilakukan oleh debitur.
Contoh :
A. Debitur harus menyerahkan Laporan Keuangan yang telah diaudit setahun sekali.
B. Agunan harus diasuransikan melalui asuransi ayng disetujui oleh Bank.
C. Pinjaman dari shareholder's loan harus disubdinasikan

2. Negative Covenants
Yaitu covenants yang melarang debitur  melakukan suatu tindakan.
Contoh :
A. Perusahaan tidak boleh membayar deviden tanpa seijin pihak Bank.
B. Debitur tidak boleh mengambil pinjaman dari Bank atau Institusi keuangan lainnya tanpa seijin tertlis dari Bank.
C. Memasuki bisnis baru atau melakukan penggabungan dengan perusahaan lain.

3. Financial Covenants
Yaitu sejumlah persyaratan kondisi keuangan yang harus dipenuhi oleh debitur.
Contoh :
A. Memelihara current ratio minimal 1,5
B. Maksimum leverage adalah 2 

Untuk financial covenants, perlu ditekankan bahwa target yang ditetapkan haruslah disetujui oleh debitur. Dengan demikian, debitur memiliki tanggung jawab untuk mencapai proyeksinya sendiri.

Condition Precedent

Bank dapat menetapkan sejumlah kondisi tertentu yang harus dipenuhi oleh debitur sebelum pencairan kredit (loan disbursement) dapat dilakukan. Penetapan kondisi seperti ini dikenal dengan istilah condition precedent. Umumnya kondisi ini ditetapkan agar bank yakin benar bahwa dana yang dicairkan benar-benar dipakai sesuai proposal semula.

Beberapa contoh kondisi : 
1. Dalam construction loan sering bank menetapkan persyaratan bahwa pencairan kredit dilakkan secara bertahap sesuai prestasi bangunan. Sebelum bangunan mencapai level sesuai rencana, Bank tidak akan melakukan pencairan ke berikutnya. DEngan demikian Bank dapat memastikan bahwa memang dana yang telah cair untuk menyelesaikan bangunan yang dibiyayai tersebut.

2. Untuk pembayaran export (pre-export dinancing) Iumumnya Bank mensyaratkan bahwa pencairan dana harus disertai dengan Letter of Credit atau biasa disebut dengan  LC ekspor dari debitur.

Demikianlah penjelasan dari Condition Precedent

Penetapan Kondisi Pinjaman


Dalam upaya mengendalikan risiko kredit, bank seringkali menetapkan sejumlah kondisi yang berkaitan dengan pinjaman itu sendiri. Penetapan kondisi terutama penting untuk Long Term Loan, yaitu pinjaman yang memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun. Hal itu dilakukan karena Bank menghadapi ketidak pastian yang cukup besar, yang berarti bank mengambil risiko yang lebih besar. Disamping itu, likuiditas Bank sangat dipengaruhi oleh lending factor, terutama pada long term loan.

Walaupun umumnya penetapan kondisi seperti yang digambarkan diatas lebih banyak digunakan untuk long term loan, bukan berarti tidak berlaku untuk jangka pendek. Sejauh untuk mengendalikan risiko kredit, pada pinjaman jangka pendek juga dapat ditetapkan sejumlah kondisi tertentu. Pelanggaran terhadap kondisi-kondisi yang telah disepakati, dapat mengakibatkan Bank membatalkan perjamnjian pemberian kredit. 

Adapun 3 kondisi tersebut yaitu : 
1. Condition Precedent
2. Covenants
3. Event of Default

Klik di link untuk penjelasan

Tuesday, January 13, 2015

Mengenal Sekuritas Suku Bunga


Pasar Suku Bunga
Pasar suku bunga adalah pasar dimana saudara dapat membeli dan menjual sekuritas hutang, misalnya bond, semudah Saudara membeli dan menjual saham. Pasa suku bunga beropersai dalam sistem perdagangan dan settlement yang sama seperti pasar saham. Jumalh minimum yang Saudara perdagangkan adalah $500*, tetapi jumlah transaksi yang umumnya direkomendasikan oleh broker adalah $5.000* keatas. Saat ini ada berbagai bond perusahaan, floating rate note, covertible note, dan sekuritas hybrid misalnya, saham convertible preference yang tersedia untuk perdagangan.

Alasan Mengapa Melakukan Investasi Dalam Sekuritas Suku Bunga
Ada beberapa alasan mengapa investor memutuskan melakukan investasi dalam sekuritas bunga, sebagai contoh :

1. Menerima aliran pendapatan yang stabil
2. Melindungi eksposur suku bunga dalam hutang Anda
3. Menyebar portfolio Anda dan menurunkan risiko portfolio Anda
dll.

3 Keuntungan Utama Pasar Bunga
1. Transparasi
Akses ke informasi tentang harga, pengembalian dan karakteristik yang lain dari sekuritas-sekuritas suku bunga yang berbeda membantu Anda dan penasihat investasi Anda membuat perbandingan dengan produk-produk suku bunga yang lain dan memilih sekuritas-sekuritas dengan pengmbalian yang paling cocok dengan tingkat risiko yang dipilih.

2. Kemudahan keluar masuk
Sekuritas suku bbunga diperdagangkan dalam sistem perdagangan saham disettle dalam sistem settlement saham, maka penasihat investasi Anda dapat secara mudah memasukkan order buy or sell untuk Anda dan membantu mengatur alokasi aset untuk seluruh portfolio Anda.

3. Likuiditas
Pasar suku bunga memberi akses ke jangkauan yang lebih luas dari para calon pembeli ketika Anda ingin menjual. Hal ini menciptakan harga dan secara potensial memperbaiki harga. 

Semoga Bermanfaat Untuk Semua :)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
*dari buku lani salim
  

Monday, January 12, 2015

Membedakan Tingkat Bunga Dengan Tingkat Diskonto


Halo apa kabar temen-temen pembaca semua, ane mau bikin sedikit catatan yang mungkin bisa berguna juga buat pembaca. Langsung aja deh

Dalam pasar uang biasa dikenal dua istilah yang mirip tapi tidak sama, yaitu bunga dan tingkat diskonto. Perbedaan utama antara keduanya adalah tingkat diskonto digunakan untuk produk jangka pendek, seperti treasury bill, sertifikat deposito, promissory notes, dan commercial paper. Produk-produk tersebut biasanya jatuh tempo dalam 30 hari, 90 hari dan 270 hari. Produk tersebut juga kadangkala dijual pada harga diskon sehingga disebut efek dijual dengan diskon atau discount securities.
Sedangkan tingkat bunga umumnya digunakan untuk produk jangka menengah dan jangka panjang (bukan jangka sorong ya bro) termasuk produk pasar modal (saham dan obligasi). Namun jangan salah, tingkat bunga juga digunakan untuk jangka pendek lho. Dipasar uang dengan sama-sama jangka pendek, perbedaan antara bunga dengan diskonto adalah tingkat bunga penghitungan dan membayar bunga dibelakang. Sedangkan untuk diskonto bunga dibayar/dipotong dimuka yaitu pada saat terjadinya transaksi.

Misalnya, pada 1 Januari 2014 ente menaruh uang senilai Rp. 100 juta dalam deposito tiga bulan dengan tingkat bunga bersih 8% p.a dan bunga dihitung dengan basis 30/360. Saat jatuh tempo uang ente akan menjadi Rp. 102 juta karena mendapatkan bunga 2% (8% X 3/12 ). Artinya yield yang diperoleh sebesar 2% per trhee month atau 8% p.a.

Jika ente memilih diskonto sebesar 8% p.a untuk periode yang sama , maka yang dibayar diawal sebesan 98% atau senilai Rp. 98 juta. Pada saaat jatuh tempo 3 bulan, ente akan menerima 100% yaitu Rp. 100 juta. Yield yang diperoleh sebesar 2.04% yaitu ( 2%/98%) per 3 bulan atau sebesar 8.16% p.a.

Dengan kesimpulan yang satu membayar sebesar 100% untuk mendapatkan 102%, dan satunya membayar 98% untuk mendapat 100% dengan periode waktu yang sama dengan bunga yang diterima juga sama yaitu 2%, tetapi berbeda pada yield yaitu 8% p.a dan 8.16% p.a.

Begitulah penjelasannya, semoga bermanfaat

Matematika Keuangan (Bag. 1)


Soal Pertama untuk melek matematika financial

Manakah yang Pembaca pilih antara menerima uang Rp. 200 juta rupiah sekarang dan sekali saja dengan  menerima uang senilai Rp. 1.5 juta seumur hidup?

Silahkan...


Thursday, January 8, 2015

Arsitektur Perbankan Indonesia



Arsitektur Perbankan Indonesia (API) menetapkan 6 pilar sebagai program untuk menciptakan industri yang sehat, diantaranya adalah :

  • Struktur Perbankan Yang Sehat  
Yang dimaksud diatas yaitu menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional yang berkesinambungan. Sasaran dari Struktur perbankan yang sehat adalah penguatan permodalan dan peningkatan daya saing.
Program ini bertujuan untuk memperkuat permodalan bank umum (konvensional dan syariah) dalam rangka meningkatkan kemampuan bank mengelola usaha maupun risiko, mengembangkan teknologi informasi, maupun meningkatkan skala usahanya guna mendukung peningkatan kapasitas pertumbuhan kredit perbankan. Implementasi program penguatan permodalan bank dilaksanakan secara bertahap.  Upaya peningkatan modal bank-bank tersebut dapat dilakukan dengan membuat business plan yang memuat target waktu, cara dan tahap pencapaian.
 
Cara pencapaiannya melalui:
1. Penambahan modal baru baik dari shareholder lama maupun investor baru,
2. Merger dengan bank (atau beberapa bank) lain untuk mencapai persyaratan modal minimum baru,
3. Penerbitan saham baru atau secondary offering di pasar modal,
4. Penerbitan subordinated loan.
 
 Berikut adalah tahapan program penguatan struktur perbnkan nasional :
1. Memperkuat permodalan Bank
2. Memperkuat daya saing BPR dan BPRS
3. Meningkatkan akses kredit danpembiayaan UMKM

  • Sistem Pengaturan Yang Efektif
Maksud dari sistem pengaturan yang efektif adalah menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan mengacu pada standar internasional. Sasaran dari pilar kedua ini adalah peningkatan Compliance terhadap 25 Basel Core Principles For Effectiveness Bank Supervision dan Peningkatan Koordinasi antara lembaga pengawas, penerapan Risk Based Supervision.
Berikut adalah tahapan program peningkatan kualitas pengaturan perbankan, : 
1. Memformalkan proses sindikasi dalam membuat kebijakan perbankan.
    A. Melibatkan pihak ke-3 dalam pembuatan kebijakan perbankan,
    B. Membentuk panel ahli perbankan,
    C. Memfasilitasi pembentukan lembaga riset perbankan di daerah maupun pusat. 
2. Implementasi secara bertahap international best practices
    A. 25 Basel Core Principles for Effective Banking Supervision,
    B. Basel II,
    C. Islamic Financial Service Board (IFSB) bagi bank syariah.
 
  • Sistem Pengawasan Yang Independen Dan Efektif
Maksud dari sistem pengawasan yang independen dan efektif adalah menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi serta memiliki ketahanan dalam menghadapi risiko. Sasaran dari pilar ketiga adalah penerapan GCG, peningkatan kualitas manajemen risiko dan peningkatan kemampuan operasional.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan independensi dan efektivitas pengawasan perbankan yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Hal ini dicapai dengan peningkatkan kompetensi pemeriksa bank, peningkatan koordinasi antar lembaga pengawas, pengembangan pengawasan berbasis risiko, peningkatkan efektivitas enforcement, dan konsolidasi organisasi sektor perbankan di Bank Indonesia. Dalam jangka waktu dua tahun ke depan diharapkan fungsi pengawasan bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia akan lebih efektif dan sejajar dengan pengawasan yang dilakukan oleh otoritas pengawas di negara lain.
Berikut tahapannya :
1. Meningkatkan koordinasi dengan lembaga pengawas lain,
2. Melakukan reorganisasi sector perbankan di Bank Indonesia,
3. Menyempurnakan Infrastruktur Pendukung Pengawasan Bank,
4. Menyempurnakan implementasi sistem pengawasan berbasis risiko,
5. Meningkatkan efektivitas enforcement.

  • Industri Perbankan Yang Kuat Dengan Cara Menciptakan GCG
Maksudnya adalah menciptakan good corporate governance dalam rangka memperkuat kondisi internal perbankan nasional. Program ini bertujuan untuk meningkatkan good corporate governance (GCG), kualitas manajemen resiko dan kemampuan operasional manajemen. Semakin tingginya standar GCG dengan didukung oleh kemampuan operasional (termasuk manajemen risiko) yang handal diharapkan dapat meningkatkan kinerja operasional perbankan. Dalam waktu dua sampai lima tahun ke depan diharapkan kondisi internal perbankan nasional menjadi semakin kuat.

Tahapan Peningkatan Kualitas Manajemen dan Operasional Perbankan :
1. Meningkatkan Good Corporate Governance
    A. Menetapkan minimum standar GCG untuk bank umum konvensional dan syariah,
   B. Mewajibkan bank untuk melakukan self-assessment pelaksanaan GCG,
   C. Mendorong bank-bank untuk go public.
2. Meningkatkan kualitas manajemen risiko perbankan
   A. Mempersyaratkan sertifikasi manajer risiko bank umum konvensional dan syariah,
   B. Meningkatkan kualitas dan standar SDM BPR dan BPRS antara lain melalui program sertifikasi profesional bagi pengurus BPR dan BPRS.
3. Meningkatkan kemampuan operasional bank
   A. Mendorong bank-bank untuk melakukan sharing penggunaan fasilitas operasional guna menekan biaya,
   B. Memfasilitasi kebutuhan pendidikan dalam rangka peningkatan operasional bank.

  • Mewujudkan Infrastruktur Yang Lengkap Untuk Mendukung Terciptanya Industri Perbankan Yang Sehat
Program ini bertujuan untuk mengembangkan sarana pendukung operasional perbankan yang efektif seperti credit bureau, lembaga pemeringkat kredit domestik, dan pengembangan skim penjaminan kredit. Pengembangan credit bureau akan membantu perbankan dalam meningkatkan kualitas keputusan kreditnya. Penggunaan lembaga pemeringkat kredit dalam publicly-traded debt yang dimiliki bank akan meningkatkan transparansi dan efektivitas manajemen keuangan perbankan. Sedangkan pengembangan skim penjaminan kredit akan meningkatkan akses kredit bagi masyarakat. Dalam waktu tiga tahun ke depan diharapkan telah tersedia infrastruktur pendukung perbankan yang mencukupi.
Sasarannya adalah Pembentukan Credit Bereau, optimalisasi credit rating agency. Tahapan Program Pengembangan Infrastruktur Perbankan :
1. Mengembangkan Credit Bureau
   A. Melakukan inisiatif pembentukan credit bureau,
   B. Mengembangkan Sistem Informasi Debitur untuk Lembaga Keuangan Non Bank.
2. Mendorong pengembangan pasar keuangan syariah (Islamic Financial Market)
   A. Menyusun dan menyempurnakan peraturan pasar keuangan syariah,
   B. Menyusun peraturan yang berkaitan dengan instrument pasar keuangan syariah.
3. Peningkatan peran lembaga fatwa syariah dan lembaga arbitrase syariah sebagai bagian dari upaya peningkatan kepatuhan bank syariah terhadap prinsip-prinsip syariah.

  • Mewujudkan Pemberdayaan Dan Perlindungan Konsumen Jasa Perbankan
Program ini bertujuan untuk memberdayakan nasabah melalui penetapan standar penyusunan mekanisme pengaduan nasabah, pendirian lembaga mediasi independen, peningkatan transparansi informasi produk perbankan dan edukasi bagi nasabah. Dalam waktu dua sampai lima tahun ke depan diharapkan program-program tersebut dapat meningkatkan kepercayaan nasabah pada sistem perbankan. Sasaran dari pilar terakhir yaitu penyelesaian pengaduan nasabah, pembentukan lembaga mediasi perbankan dan transparansi.
Tahapan Program Peningkatan Perlindungan Nasabah :
1. Menyusun standar mekanisme pengaduan nasabah,
2. Membentuk lembaga mediasi independen,
3. Menyusun transparansi informasi produk,
4. Mempromosikan edukasi untuk nasabah.
 
Demikianlah tentang API yang perlu diperhatikan, dan terimakasih telah mampir. Semoga bermanfaat.

Bermain Opsi Saat Pasar Bullish


Desember dianggap sebagai bulan dimana para para pemain dan issuer saham melakukan window dressing karena ingin memperlihatkan kinerja yang bagus. Harga saham di akhir Desember selalu dipublikasikan pada laporan keuangan perusahaan dan selalu diinginkan adanya kenaikan harga saham tersebut bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Bila terjadi penurunan maka harus ada alasan yang signifikan untuk terjadinnya penurunan tersebut. Bermain Option pada kondisi ini sangat diperlukan agar keuntungan yang diperoleh.

Asumsi yang digunakan kali ini, yaitu harga saham mengalami kenaikan enam bulan kedepan. Alasannya karena adanya January Effect dimana harga saham akan mengalami kenaikan karena Fund Manager mengubah strateginya dengan menukar saham diakibatkan adanya perubahan estimasi pendapatan. 

Tindakan pertama yang dilakukan investor yaitu membeli opsi call. Investor bisa membeli opsi call tipe  Amerika dan Eropa, tetapi disarankan dengan tipe Amerika saja. Walaupun pasar diasumsikan naik terus tetapi tetap ada kemungkinan  pasar akan mengalami pennurunan dan jika hal tersebut terjadi pada akhir periode, maka akan terjadi perbedaan pada profit tipe Amerika dan tipe Eropa.

Mengenal Investment Grade



Senior Research and Investment Analyst PT Infovesta Utama Rudiyanto menjelaskan, Investment Grade adalah kategori bahwa suatu perusahaan atau negara dianggap memiliki kemampuan yang cukup dalam melunasi utangnya. "Sehingga bagi investor yang mencari investasi yang aman, umumnya mereka memilih rating investment grade." 

Dan siapakah di Indonesia yang berwenang memberi grade? Di Indonesia, perusahaan yang mendapat izin sebagai lembaga rating adalah PT Pefindo (Pemeringkat Efek Indonesia),  Fitch Rating Indonesia yang merupakan lembaga rating internasional yang membuka jaringannya di Indonesia dan ICRA (Indonesia Credit Rating Agency). 

Ada dua faktor penting dalam pemeringkatan, yakni rating dan outlook. Rating merupakan level kemampuan membayar utang, sedangkan outlook adalah pandangan dari perusahaan pemeringkat apakah rating akan naik, turun, atau tetap pada periode penilaian berikutnya.

Berikut rating dari yang tertinggi hingga yang rendah :
Invesment Grade
AAA atau Aaa
AA+, AA, dan AA- atau Aa1, Aa2, dan Aa3
A+, A, dan A- atau A1, A2, dan A3
BBB+, BBB, dan BBB- atau Baa1, Baa2, dan Baa3
Non Investment Grade (Junk Bond):

BB+, BB, dan BB- atau Ba1, Ba2, dan Ba3
B+, B, dan B- atau B1, B2, dan B3
CCC+, CCC, dan CCC- atau Caa1, Caa2, dan Caa3
CC+, CC, dan CC- atau Ca11, Ca2, dan Ca3
C+, C, dan C- atau C1, C2, dan C3
Default
Di Amerika, rating ditentukan oleh dua institusi dan ada sedikit perbedaan diantara keduanya. Berikut tabel rate di Amerika :













Table arti Grade :





















Sumber tabel : PEFINDO

Pada prinsipnya, semakin tinggi rating, maka semakin rendah resiko gagal bayar perusahaan pada investor.