Pada
18-19 November 2016 lalu, 4 mahasiswa dari jurusan Pendidikan Biologi 2013
kelas A yang terdiri dari Pungki Akmalitasari, Deliya Minianur, Eriza Deadara,
dan Margi Utami melaksanakan studi ekskursi di Kebun Raya Baturraden,
Purwokerto, Jawa Tengah.
Fokus
penelitian mereka adalah keanekaragaman tumbuhan yang berada di bawah tegakan
Damar pada Hutan Koleksi Kebun Raya Baturraden. Mereka membuat 2 plot berukuran
2 x 2 meter dengan metode acak kemudian mengidentifikasi keanekaragaman
tumbuhan pada setiap plot beserta keadaan abiotiknya (suhu, kelembaban udara,
intensitas cahaya, dan pH). Waktu pengukuran adalah sekitar pukul 09.00 WIB.
Hasil
pengamatan menunjukkan adanya perbedaan komponen abiotik pada kedua plot, yaitu
suhu dan intensitas cahaya. Plot kedua memiliki suhu dan intensitas cahaya yang
lebih tinggi dari plot pertama. Perbedaan suhu dan intensitas cahaya ini
mempengaruhi keanekaragaman jenis tumbuhan yang ada di dalamnya. Pada plot
pertama dengan suhu 210C dan intensitas cahaya rata-rata 260/20.000
Cd, terdapat 9 jenis dan famili tumbuhan. Sedangkan pada plot kedua dengan suhu
240C dan intensitas cahaya rata-rata 360/20.000 Cd, terdapat 8 jenis
dan famili tumbuhan. Total jenis tumbuhan yang berhasil diidentifikasi adalah 14
tumbuhan, dan 3 jenis di antaranya ditemukan pada kedua plot, seperti Rumput
Kakawatan, Talas-talasan, dan Paku-pakuan (Pteris
sp.).
Studi
keanekaragaman tumbuhan juga menghitung indeks keanekaragaman berdasarkan
kerapatan tumbuhan pada setiap plot. Jenis tumbuhan dengan kerapatan tertinggi
pada plot pertama berturut-turut adalah Rumput Kakawatan (40/m2), Pteris sp. (2,25/m2), dan Selaginella sp. (1,25/m2).
Sedangkan pada plot kedua adalah Rumput Kakawatan (35/m2), Nyangku (1,5/m2),
dan Pteris sp. (1,25/m2).
Apabila dilihat dari jumlah kerapatan, maka tumbuhan
bawah tegakan Damar yang sedang dalam kondisi optimal untuk pertumbuhan adalah
Rumput Kakawatan kemudian Paku-pakuan, karena jumlahnya yang mendominasi pada
kedua plot. Suhu berpengaruh untuk pertumbuhan tanaman, terutama pada kinerja
hormon tanaman. Hormon auksin, misalnya, akan rusak apabila berada di suhu
tinggi. Setiap tanaman memiliki suhu optimal untuk pertumbuhannya
masing-masing. Sedangkan intensitas cahaya terpengaruh oleh bentuk tajuk
seperti payung yang dimiliki oleh pohon Damar.
Berdasarkan
nilai kerapatan juga diperoleh nilai indeks keanekaragaman tumbuhan bawah
tegakan Damar yang masih tergolong rendah, baik pada plot pertama maupun kedua.
Hal ini dikarenakan angka indeks yang belum mencapai 1 menurut indeks
Shannon-Wiener, yang berarti kelimpahan jenis dan kerapatan per individu
tumbuhan pada tegakan bawah Damar tergolong sangat sedikit. Beberapa jenis
tumbuhan yang ditemukan pada kedua plot banyak yang soliter atau hanya
ditemukan satu tanaman saja, misalnya seperti Palem, Talas-talasan, famili
Zingiberaceae, Payus, Bungrun, dan Anggrek Tanah